Tragedi TKI Indonesia di Malaysia: Terkurung di Balkon dan Kondisi Penderitaannya

Tragedi TKI Indonesia di Malaysia

BeritaSatuBanten.com – Kisah tragis seorang gadis berusia 21 tahun yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Petaling Jaya, Malaysia, telah menjadi sorotan media sosial akhir-akhir ini. Ceritanya menggemparkan ketika diketahui bahwa ia terkunci di balkon luar rumah oleh majikannya setiap hari, hanya diizinkan masuk ke dalam rumah untuk bekerja selama enam jam sehari.

Kejadian ini dilaporkan oleh World of Buzz pada Selasa (11/6/2024) melalui Tribun Trends, setelah seorang TKI ditemukan terkurung di balkon apartemen di Petaling Jaya. Laporan dari New Straits Times menyebutkan bahwa permohonan bantuan telah diajukan untuk menyelamatkan gadis TKI yang berasal dari Indonesia tersebut.

Gadis malang itu menghabiskan berjam-jam di balkon dengan hanya sebuah kasur dan bantal untuk tidur, bahkan terpaksa menghadapi hujan karena balkon tidak dilindungi dengan baik. Dia hanya boleh memasuki rumah pada jam 5 pagi hingga 11 pagi untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, sementara selebihnya waktu harus terkurung di luar.

Asisten Direktur Federal CID, Asisten Komisaris Senior Soffian Santong, mengungkapkan bahwa korban belum dibayar karena baru bekerja selama seminggu dan hanya mendapatkan makanan dan minuman 3 kali sehari. Setiap harinya, ia menerima teguran dari majikannya dan terpaksa tinggal di balkon apartemen tersebut.

Penderitaannya berakhir setelah ia berhasil menulis catatan dan melemparkannya keluar dari balkon, yang akhirnya mendapatkan bantuan dari pihak berwenang setelah intervensi oleh divisi Anti-Perdagangan Manusia dan Anti-Penyelundupan Migran (Atipsom) Departemen Investigasi Kriminal Bukit Aman pada 9 Juni.

Kasus ini saat ini sedang diselidiki secara hukum berdasarkan UU Atipsom dan UU Imigrasi, dengan penangkapan seorang perempuan berusia 69 tahun yang diduga sebagai majikan korban. Kisah ini menambah daftar panjang insiden tragis yang dialami pekerja migran di berbagai negara, termasuk kasus seorang babysitter di China yang terpaksa merawat bayi tanpa kompensasi setelah orang tua bayi tersebut menghilang dengan membawa uang pinjaman.

Semua ini mengingatkan kita akan pentingnya perlindungan terhadap hak asasi manusia dan perlunya penegakan hukum yang tegas terhadap eksploitasi dan penyalahgunaan pekerja migran di seluruh dunia. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *